Pidato Mahasiswa Tentang Kesiapan Ekonomi Kreatif Menghadapi MEA 2015

KESIAPAN EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI MASYAKAT EKONOMI ASEAN 2015

  • Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu
  • Hidup Mahasiswa , hidup rakyat Indonesia !
  • Yth. Bapak Rektor Universitas Brawijaya beseta jajarannya
  • Yth. Bapak/ibu dewan juri lomba pidato olimpiade Brawijaya 2014

Yang saya banggakan rekan seperjuangan mahasiswa universitas Brawijaya serta seluruh civitas akademika universitas Brawijaya.

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua !



Puji serta syukur kita curahkan ke hadirat tuhan yang maha esa , karena atas karunia serta rahmatnya kita bisa dipertemukan di ruangan ini kondisi sehat jasmani maupun rohani. Kemudian sholawat serta salam kita haturkan pada baginda rasullah nabi Muhammad saw .

Hadirin yang berbahagia , pada kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang bertema “ Ekonomi Indonesia menghadapi masyarakat ekonomi ASEAN 2015 “

Secara umum ekonomi dapat kita definisikan sebagai daya upaya manusia mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas. Dalam upaya tersebut tentunya akan menghadapi permasalahan yang multikompleks , namun jika  disederhanakan permasalahan ekonomi modern dewasa ini yakni barang apa yang akan diproduksi , bagaimana cara memproduksinya , dan akan didistribusikan untuk siapa? .

Dalam menjalankan perekonomian tersebut pelaku ekonomi sebuah negara dapat diidentifikasikan menjadi 4 sektor antara lain rumah tangga produksi ,rumah tangga konsumsi , pemerintah , dan masyarakat luar negeri.  Diantara 4 sektor tersebut , salah satu sector krusial yang harus diperhatikan Indonesia dalam menjalankan ekonomi adalah sector masyarakat luar negeri , karena tak dapat dipungkiri di era globalisasi dewasa ini aktivitas ekonomi ekspor maupun impor sangatlah berperan dalam pembangunan perekonomian,salah satu manfaat yang dapat kita rasakan dari aktivitas tersebut contohnya sekarang kita dapat menikmati produk luar negeri yang tidak ada di Indonesia tanpa harus membeli langsung ke negara asalnya.



Hadirin yang berbahagia,

Dinamika perkembangan ekonomi global akhir-akhir ini memberikan sinyal akan pentingnya peningkatan daya saing, di tingkat regional, Indonesia akan dihadapkan dengan implementasi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), yang pelaksanaannya akan dimulai pada 31 Desember 2015. MEA akan menjadi tantangan tersendiri bagi Bangsa Indonesia dengan transformasi kawasan ASEAN menjadi pasar tunggal dan basis produksi, sekaligus menjadikan kawasan ASEAN yang lebih dinamis dan kompetitif.

Pemberlakuan MEA dapat pula dimaknai sebagai harapan akan prospek dan peluang bagi kerjasama ekonomi antarkawasan dalam skala yang lebih luas, melalui integrasi ekonomi regional kawasan Asia Tenggara, yang ditandai dengan terjadinya arus bebas (free flow): barang, jasa, investasi, tenaga kerja, dan modal.

Dengan hadirnya MEA, Indonesia sejatinya memiliki peluang untuk memanfaatkan keunggulan dengan meningkatkan skala ekonomi dalam negeri, sebagai basis memperoleh keuntungan, dengan menjadikannya sebagai momentum memacu pertumbuhan ekonomi.

Namun sebaliknya, pemberlakuan MEA 2015 akan dapat menjadikan kita sebagai pecundang belaka, yang ditandai dengan hanya menjadi pasar impor, dan terjebak menjadi negara berpendapatan menengah (middle income trap), produk dalam negeri tak laku di pasaran , pelaku usaha Indonesia akan terjebak kemunduran apabila tanpa persiapan yang matang dalam meningkatkan produktivitas, efesiensi, dan daya saing.

Sebagai gambaran , Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF)  merilis Indeks Daya Saing Global 2014-2015. Dalam rilis itu dikemukakan, daya saing Indonesia naik 4 tingkat menjadi peringkat 34 dari 144 negara di dunia. Pada tahun 2012 daya saing Indonesia ada pada peringkat 50, tahun 2013 urutan ke-38 dan tahun ini menempati urutan ke-34. Membaiknya daya saing Indonesia antara lain ditopang oleh ‘prestasi’ pertumbuhan ekonomi yang rata-rata mencapai 5,8 persen per tahun sejak 2005. Di tengah melambatnya perekonomian global, pertumbuhan ekonomi nasional di atas lima persen.


Di masa lampau, kekuatan dan daya saing sebuah bangsa dalam percaturan ekonomi dan perdagangan internasional ditentukan oleh keunggulan komparatif (comparative advantage) yang terkait erat dengan “keunggulan” sumber kekayaan alam yang dimiliki. Namun dalam perkembangannya konsep dan keyakinan tersebut terbantahkan, di mana pada pertengahan 1985, Prof. Michael Porter dari Harvard University, menyajikan gagasan baru, teori keunggulan kompetitif  (competitive advantage theory) sebagai sumber daya saing yang kemudian praktis meruntuhkan keyakinan lama bahwa kekayaan alamlah yang menentukan tinggi rendahnya daya saing suatu bangsa.

Secara sederhana teori keunggulan kompetitif, menjadi dasar baru bagi peningkatan daya saing ekonomi, hal inilah yang menjadikan kemajuan ekonomi negara-negara seperti Jepang, Singapura, dan juga Korea Selatan, sehingga dapat mencapai taraf perkembangan ekonomi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Teori keunggulan kompetitif tampaknya sangat relevan  dengan menjadikan daya saing sebagai pilar utama meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dalam menyongsong MEA , modal dasar yang dimiliki Indonesia untuk memanfaatkan peluang yang ada antara lain jumlah penduduk Indonesia mencapai 41% dari total keseluruhan jumlah penduduk ASEAN ,selanjutnya dalam beberapa tahun kedepan Indonesia diuntungkan dengan bonus demografi yang artinya proporsi masyarakat umur produktif lebih tinggi dibanding nonproduktif.

Indonesia hanya akan merasakan dampak positif MEA 2015 jika semua potensi yang ada dioptimalkan dengan baik , sebagai contohnya, dengan jumlah penduduk yang relative banyak , kebijakan industry padat karya haruslah diprioritaskan untuk memberi ruang yang lebih luas bagi pencari kerja.

Selain itu untuk mengantisipasi meningkatnya pengangguran , pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat Indonesia mutlak diperlukan , hal itu untuk mengubah paradigma berfikir masyrakat dari mencari kerja ke menciptakan lapangan kerja . Kemudian sikap bangga menggunakan produk dalam negeri harus ditanamkan untuk menguatkan industry dalam negeri, jepang telah membuktikan kepada dunia bahwa kemandiriaan ekonomi mereka berawal dari kecintaan pada produk dalam negeri.

Mengembangkan spirit wirausahawan pada birokrasi dapat menjadi alternatif pilihan dalam memenangkan persaingan MEA 2015, dengan mewirausahakan birokasi akan menghasilkan individu-individu birokrasi yang beroreintasi kepada tindakan yang bermotivasi tinggi dalam menjalankan tugas-tugasnya, efesien, kreatif dan inovatif dalam memasarkan potensi unggulan daerah, agar memiliki nilai tambah ekonomi tinggi.


Sikap-sikap mental yang positif dari jiwa-jiwa entrepreneurship seyogyanya dapat menjadi sebuah daya yang besar dalam mengoptimalkan kinerja birokrasi dalam mengembangkan investasi, mengatasi masalah ketenagakerjaan, pembangunan infrastruktur dan mengembangkan ekonomi kreatif. Optimalisasi kinerja birokrasi sangat dibutuhkan dalam memenangkan kompetisi yang terjadi di segala lini dari mulai persaingan mendapatkan investasi, kualitas dan harga jual produk ekspor, pasar tenaga kerja, kualitas infrastruktur, hingga regulasi yang pro-investasi.

Hadirin yang saya hormati


MEA 2015 ibarat 2 sisi mata pisau, memberikan manfaat maupun mudharat yang semuanya merupakan hasil dari apa yang kita perbuat. Kita tentunya berharap daya saing ekonomi nasional dapat memenangkan persaingan MEA 2015, sehingga dapat mempercepat terwujudnya peningkatan kesejahteraan rakyat,tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga distribusi pemerataan ekonomi yang baik.

Tidak ada hal yang lebih baik selain mempersiapkan diri sejak dini, mari kembangkan potensi diri, cintai produk dalam negeri , kembangkan ilmu pengetahuan, dorong kemajuan pendidikan, tanamkan jiwa kewirausahaan dan menangkan persaingan MEA 2015.

Jangan tanyakan apa yang Indonesia berikan padamu , tapi tanyakan apa yang kamu berikan untuk Indonesia yang lebih baik !

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan , lebih dan kurang saya mohon maaf

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Keterangan, Pidato ini merupakan naskah pidato saat olimpiade Brawijaya
  • Nama                     : Resio Tirta Sanjaya
  • Fakultas/Jurusan   : Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi
  • NIM                      : 135020300111059
  • Judul Pidato          : KESIAPAN EKONOMI INDONESIA MENGHADAPI MASYAKAT EKONOMI ASEAN 2015

Teman-teman yang berbahagia

Demikianlah pidato kami, terimakasih dan jangan lupa baca juga

Ulasan

Popular

Naskah Pidato : Larangan Mencela Makanan

Penurunan Moral Remaja Contok Pidato tentang Pendidikan Karakter

Pidato Ibu Tiri dan Anak Yang sering Tidur dengan...