Pidato Ibu Tiri dan Anak Yang sering Tidur dengan...

Anak Usia 12 Tahun ini Pingin Tidur Bareng sama Ayahnya, Ternyata Menyedihkan Apa Maunya

Sahabat SP - Umumnya, usia 12 tahun adalah usia di mana anak mulai memasuki masa remaja. Oleh karena itu, sudah seharusnya anak usia 12 tahun, baik laki-laki atau perempuan, untuk tidur di kamar sendiri.

Diceritakan. 5 tahun yang lalu Pak Luki bercerai dengan istrinya. Hanya saja hak anak jatuh kepadanya. Selama 3 tahun Pak Luki seorang diri membesarkan putrinya sampai akhirnya anak tersebut berusia 12 tahun.

Walaupun Pak Luki mengurus putrinya dengan sangat baik, namun seiring semakin tumbuh besarnya sang anak, ia pun merasa harus mencarikannya seorang ibu, karena ia sendiri sebagai seorang laki-laki, pasti ada hal yang tidak ia ketahui dan tidak bisa ia ajarkan kepada putrinya tersebut.

Untuk itu, tepat di usia putrinya 11 tahun, Pak Luki pun akhirnya menikah lagi. Setelah tinggal bersama untuk beberapa waktu, Pak Luki merasa istri barunya cukup baik terhadap putrinya. Ia kemudian mempercayakan putrinya kepada istri barunya tersebut dan ia sendiri fokus kerja untuk cari lebih banyak uang.

Seiring perjalanan waktu, beberapa bulan kemudian Pak Luki merasa ada perubahan yang terjadi pada putrinya. Biasanya putrinya itu mau saja tidur sendiri di kamarnya. Namun akhir-akhir ini, putrinya bersikeras mau tidur sekamar dengannya. Pak Luki pun merasa ada yang aneh, soalnya putrinya tersebut sejak dari kecil sudah terbiasa tidur pisah kamar, kenapa tiba-tiba berubah jadi seperti ini?

Awalnya Pak Luki berpikir mungkin karena ia sering dinas keluar kota dan jarang menemani putrinya tersebut, jadi sang anak menjadi kangen dan ingin nempel terus. Tapi walaupun ia setiap hari pulang ke rumah dan tidak keluar kota, putrinya tersebut tetap mau tidur dengannya. Akhirnya begitu ditanya barulah putrinya itu mengatakan yang sebenarnya.

Ternyata setiap kali sang ayah tidak di rumah, ibu tirinya seringkali bersikap jahat terhadapnya, menuntutnya mengerjakan pekerjaan rumah, kalau tidak mau, ia akan dimarahi atau dipukul. Mendengar pengakuan putrinya yang demikian, Pak Luki pun sadar dan merasa bersalah.

Tadinya ia berpikir dengan adanya sosok ibu anaknya tersebut bisa lebih disayang tapi ternyata yang ada malah disakiti. Untuk itu, Pak Luki pun dengan tegas menceraikan istri barunya itu. Sahabat. Perceraian orang tua memang akan meninggalkan luka bagi anak. Sebelum bercerai atau menikah lagi, pikirkan perasaan anak.

Punya orang tua baru belum tentu lebih baik bagi anak. Lebih baik urus sendiri daripada menyerahkan anak pada seseorang yang tidak betul-betul sayang padanya, seperti bagaimana Anda menyayanginya.

Referensi pihak ketiga Nah, bagaimana menurut sahabat semua? Bila ada pendapat atau masukan silakan tulis di kolom komentar ya. Jangan lupa berikan like & share juga lalu klik ikuti bila menyukai postingan ini. Terima kasih.

Sumber: pastiseru.com

Ulasan

Popular

Naskah Pidato : Larangan Mencela Makanan

Penurunan Moral Remaja Contok Pidato tentang Pendidikan Karakter